Selasa, 24 November 2009

ahlan wasahlan

pacaran dalam pandangan islam

adakah pacaran islami????

Soal pacaran di zaman sekarang nampaknya menjadia gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, fil dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa muda terutama remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.

Selama ini tampaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya di dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah.

Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab biasanya masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta monyet), datang (kencan), going steady (pacaran), dan engagement (tunangan). Bagaimanapun mereka yang berpacaran , jika kebebasan seksual dalam pacaran diartikan sebagai hubunngan suami-istri, maka dengan tegas mereka menolak. Namun, tidaklah demikian jika diartikan sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan cinta, sebagai alat untuk memilih pasangan hidup. Akan tetapi kenyataannya, orang yang berpacaran akan sulit segi madlaratnya ketimbang maslahatnya. Satu contoh: orang berpacaran cenderung mengenang dianya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi hal-hal semacam melamun atau berfantasi. Amanah untuk belajar terkurangi atau bahkan terbengkalai. Biasanya mahasiswa masih mendapat kiriman dari orang tua. Apakah kiriman untuk hidup dan membeli buku tidak terserapuntuk pacaran itu?

Atas dasar itulah ulama memandang, bahwa pacaran model begini adalah kedlaliman atas amanah orang tua. Secara sosio-kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Na’udzubillah min dzalik!

Pacaran yang sudah menjadi fenomena yang menggejala dan bahkan sudah seperti jamur di musim hujan menjadi sebuah ajang idola bagi remaja. Cinta memang sebuah anugrah, cinta hadir untuk memaniskan hidup di dunia apalagi rasa cinta terhadap lawan jenis, sang pujaan hati atau sang kekasih hati menjadikan rasa cinta itu begitu terasa manis bahkan kalau orang bilang bila orang sudah cinta maka empedu pun terasa seperti gula. Begitulah cinta, sungguh hal yang telah banyak menjerumuskan kaum muslimin ke dalam jurang kenistaan manakala tidak berada dalam jalur rel yang benar. Mereka sudah tidak tahu lagi mana cinta yang dibolehkan dan mana yang dilarang.